Kamis, 07 Agustus 2014

Lagi, program nuklir Iran 'dihajar' para hacker

Program nuklir Iran sejak dulu memang menghadapi banyak tekanan, terutama dari pemerintah Amerika dan Israel. Tetapi, bukan hanya pemerintah saja yang bertindak, para hacker dari kedua negara juga diketahui getol menyerang reaktor nuklir di Iran.
Sejak tahun 2009 hingga tahun 2010, para hacker memanfaatkan sebuah virus buatan pemerintah Amerika dan Israel, Stuxnet, untuk mematikan lima alat pengontrol mesin 'centrifuge' yang digunakan untuk memproses bahan-bahan radioaktif. Tak ayal, aksi peretasan menggunakan virus semacam ini dipercaya memperlambat kerja Iran untuk membuat bom atom pertamanya.
Parahnya, para hacker itu tidak berhenti di situ. Akhir-akhir ini, mereka kembali meretas fasilitas nuklir Iran dan membuat tempat itu memainkan lagu dari band cadas, AC/DC.
Insiden ini berhasil diketahui setelah seorang peserta konferensi Internet Security internasional 2014, Black Hat, yang juga ahli komputer dari Finlandia menerima pesan serangan virus Stuxnet dari seorang ilmuwan asal Iran.
Ilmuwan Iran itu mengungkapkan bila beberapa ruangan fasilitas nuklir Iran secara acak memainkan lagu dari band Amerika, AC/DC, yang berjudul 'Thunderstruck'. Bahkan hacker juga dikatakan berhasil masuk ke sistem dan menghapus beberapa data penting.
Aksi hacking ini dipercaya bukan dilakukan dari pihak dalam, sebab lagu berjenis Rock seperti milik AC/DC adalah jenis musik yang dilarang diperdengarkan di Iran dan telah masuk sensor.
Sejatinya pemerintahan Amerika di bawah Presiden Obama telah menyatakan larangan penggunaan senjata 'cyber' seperti virus dan malware untuk menyerang negara lain. Keputusan ini pun cukup beralasan, mengingat virus itu bisa diprogram ulang dan digunakan untuk menyerang balik Amerika, The Verge

Tidak ada komentar:

Posting Komentar