Sabtu, 14 Juni 2014

Untuk urusan kerjasama, sperma semut kalahkan sperma manusia


Untuk bertahan di kondisi yang serba susah, setiap makhluk hidup mempunyai mekanisme adaptasi yang berbeda-beda, unik, kadang sampai terasa aneh. Demikian halnya dengan yang terjadi pada spesies semut yang satu ini.
Semut gurun jantan atau yang bernama latin Cataglyphis savignyimembuat usaha 'terakhir' yang brilian saat berhubungan 'intim' dengan semut betina yang juga ratu dari koloni semut. Pejantan tersebut akan melepaskan sperma dalam bentuk 'grup' yang terdiri dari 50-90 sperma sekaligus sebelum akhirnya mati sesaat setelahnya.
Morgan Pearcy dari universitas di Belgia menemukan bila cara tersebut digunakan untuk mendapatkan kecepatan berenang sperma secara 'kolektif' hingga 51 persen lebih cepat dibanding sperma yang bergerak secara individual layaknya yang dilakukan oleh sperma manusia.
Dengan dibantu oleh sarung yang terbuat dari protein tertentu, grup sperma tersebut bekerja sama untuk mencapai organ spesial dalam tubuh betina, spermatheca. Organ itu digunakan oleh si betina untuk menyimpan sperma-sperma dari beberapa pejantan sekaligus untuk membuahi telur-telurnya kelak.
Sperma dari semut jantan harus 'berkompetisi' dengan sperma dari pejantan lain untuk mencapaispermatheca. Karena memang sesaat setelah kematiannya, si betina akan dengan cepat berhubungan dengan pejantan lain. Oleh karena itu, sperma-sperma tersebut harus bekerja secara kelompok untuk menjadi yang tercepat sampai ke spermatheca, dan cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan berenang secara kelompok.
Berdasarkan penelitian yang telah diterbitkan pada tanggal 10 Juni kemarin, Pearcy mengatakan jika selain menambah kecepatan, berenang secara kelompok juga meningkatkan kualitas reproduksi dan calon semut yang dihasilkan. Dia juga percaya apabila sperma yang bergerak secara individual tidak akan pernah mencapai spermatheca, Science News 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar