Ketika benar-benar dinyatakan punah 65 juta tahun yang lalu akibat serangan meteor yang menimpa bumi, dinosaurus meninggalkan sebuah misteri yang berhubungan dengan ukuran raksasanya. Kini peneliti menemukan salah satu alasan dibalik pertumbuhan masif hewan purbakala tersebut.
Seperti yang dilansir oleh Daily Mail (12/6), peneliti berhasil menemukan fakta di mana dahulu kala mayoritas dinosaurus mempunyai darah yang 'hangat'. Sistem peredaran darah 'hangat' memungkinkan dinosaurus menjadi tumbuh lebih besar tanpa harus mengonsumsi makanan dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat.
Penelitian ini melibatkan 21 sampel spesies dinosaurus dari berbagai macam jenis, seperti dinosaurus predator, leher panjang, hingga dinosaurus tipe burung. Tak lupa hewan lain seperti mamalia, burung, ikan, kadal, ular, dan buaya juga diikutkan sebagai pembanding.
Peneliti lantas mengevaluasi proses metabolisme pada masing-masing spesies menggunakan rumusan yang terdiri dari berat tubuh, kepadatan tulang, hingga kecepatan tumbuh berdasarkan penemuan fosil yang tersedia.
Dari hasil data penelitian bisa disimpulkan jika dinosaurus pada dasarnya tidak termasuk pada kelompok hewan berdarah panas layaknya manusia dan mamalia, ataupun hewan berdarah dingin seperti kadal dan ikan. Dinosaurus dianggap berada di antara keduanya, dengan kata lain para raksasa tersebut mempunyai darah yang hangat.
Teori ini sejalan dengan anggapan dari ahli biologi asal Universitas New Mexico, John Grady, yang menyatakan jika dinosaurus tidak harus berdarah panas atau dingin, melainkan bisa 'di tengah-tengah'. Hal ini juga menjelaskan keberadaan spesies lain macam hiu putih raksasa, kura-kura punggung kulit, dan tuna yang diketahui bukan hewan berdarah panas atau pun dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar