Layaknya Jakarta, Amerika dianggap sebagai tempat yang ideal untuk mengadu nasib bagi para pengangguran, termasuk imigran gelap. Untuk memperlancar aksi ini, Facebook pun dijadikan tempat transaksi ilegal oleh para imigran.
Seperti yang dilansir oleh Mashable (06/08), para imigran gelap yang mayoritas berasal dari Amerika Tengah terbukti menggunakanFacebook dan jejaring sosial lain untuk mencari jalan terbaik untuk masuk ke Amerika.
Aktivitas online ini dimanfaatkan untuk merencanakan perjalanan melewati perbatasan hingga berhubungan dengan keluarga yang sudah lebih dulu berada di Negeri Paman Sam setelah tiba. Bahkan terdapat beberapa forum berbahasa Spanyol di jejaring sosial seperti Yahoo dipakai untuk mendiskusikan biaya penyusupan hingga logistik selama perjalanan.
Uniknya, beragam istilah digunakan untuk menyamarkan transaksi via jejaring sosial atau Facebook. Misalnya, mereka menggunakan istilah 'coyote' atau 'anjing hutan' untuk menyebut mereka yang bertugas 'menyelundupkan' manusia ke Amerika. Biaya yang dikeluarkan untuk para 'coyote' tersebut tidak murah, berkisar dari Rp 60 sampai ratusan juta per orangnya.
Menurut pihak berwenang, segala transaksi ilegal tersebut lebih banyak dilakukan via Facebook. Ironisnya, aktivitas melanggar hukum ini membuat peningkatan angka kejahatan yang dilakukan oleh imigran asal Amerika Tengah.
Sayangnya hingga saat ini pemerintah Amerika hanya bisa melakukan monitoring saja. Sedangkan untuk melakukan pemblokiran atau larangan komunikasi ilegal secara online masih sangat sulit untuk dibuat peraturannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar